Teknologi garis gawang hingga kini masih jadi perdebatan di dunia
sepakbola. Sampai itu benar-benar itu diterapkan, 'gol-gol siluman',
seperti yang terakhir dialami AC Milan, bakal terus menghantui.
Istilah 'gol siluman' pertama kali dipopulerkan oleh Jose Mourinho.
Ketika itu, dia yang masih membesut Chelsea dibuat kesal oleh keputusan
wasit yang... mengesahkan gol Luis Garcia (Liverpool) di ajang Liga
Champions musim 2004/2005.
Mourinho ketika itu menyebutnya
sebagai 'gol siluman' dan 'gol yang datang dari bulan'. Kenyataan pahit
kemudian harus diterima Mourinho dan Chelsea karena mereka menjadi pihak
yang kalah di babak semifinal itu dengan agregat 0-1.
Meski
istilahnya baru dibuat populer oleh Mourinho sekitar tujuh tahun lalu,
namun peristiwa-peritiwa di mana gol menjadi tanda tanya keabsaannya
sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Berikut beberapa peristiwa gol siluman yang terjadi di berbagai kompetisi papan atas dan melibatkan tim-tim terkuat dunia:
1. Geoff Hurst, Final Piala Dunia 1966
Ini merupakan salah satu momen gol siluman yang paling ternama, dan
terus jadi kontroversi hingga saat ini. Itu bisa dimaklumi lantaran
peristiwanya terjadi di sebuah pertandingan final Piala Dunia 1966, yang
mempertemukan tuan rumah Inggris dengan Jerman Barat.
Momen
tersebut terjadi di menit ke-11 babak perpanjangan waktu, setelah jedua
tim bermain sama kuat 2-2 di periode normal. Alan Ball ketika itu
melepaskan umpan silang pada Geoff Hurst, yang kemudian melepaskan
tembakan dari jarak dekat.
Bola sepakan Hurst membentur sisi
bawah mistar dan mematul ke tanah tepat di atas garis gawang. Bola tak
pernah benar-benar masuk ke dalam gawang karena bek Jerman langsung
menyapunya.
Sesaat setelah momen tersebut terjadi pemain-pemain
Inggris langsung merayakan gol, sementara wasit Gottfried Dienst
(Swiss) terlihat tak yakin dan memilih berkonsultasi dengan hakim garis
Tofik Bahramov (Uni Soviet).
Setelah melakukan pembicaraan
non-verbal, karena keduanya saling tak memahami bahasa lawan bicaranya,
Gottfried Dienst memutuskan gol telah terjadi. Di akhir laga Inggris
akhirnya menang 4-2.
2. Luis Garcia, Semifinal Liga Champions 2004/2005
Setelah bermain tanpa gol pada leg pertama di Stamford Bridge,
Liverpool dalam posisi diunggulkan saat gantian menjamu Chelsea di babak
semifinal Liga Champions musim 2004/2005. Namun pertandingan kemudian
berakhir dengan kontroversi terkait gol tunggal Liverpool yang dibuat
Luis Garcia di menit empat.
Peristiwanya bermula saat Milan
Baros dijatuhkan Petr Cech di kotak penalti Chelsea, bola liar kemudian
disambar Luis Garcia ke arah gawang. Bola masih dalam posisi melayang di
udara saat dibuang oleh William Gallas.
Wasit Lubos Michel
kemudian memutuskan kalau gol sudah terjadi. Tayangan ulang ketika itu
bahkan tidak bisa mengonfirmasi apakah bola sudah melewati garis gawang.
Michel dalam pernyataannya beberapa waktu berselang menyebut kalau
keputusan dia ambil berdasarkan reaksi sang asisten wasit. Dan jika tak
menganggapnya gol, opsi lain Michel adalah mengkartu merah Cech atas
pelanggaran terhadap Baros serta memberi Liverpool hadiah penalti.
3. Frank Lampard, 16 besar Piala Dunia 2010
Kembali laga Inggris vs Jerman memunculkan kontroversi, kali ini di
babak 16 besar Piala Dunia 2010. Setelah sebelumnya diuntungkan, kali
ini pihak The Three Lions yang dirugikan karena gol Frank Lampard tidak
diakui wasit.
Dalam posisi tertinggal 1-2, Inggris punya
peluang menyamakan kedudukan di menit 39 menjadi 2-2. Tendangan jarak
jauh yang dilepaskan Lampard membentur mistar dan memantul ke tanah.
Terlihat jelas kalau pantulan si kulit bundar berada di belakang garis
gawang. Namun wasit menyatakan sebaliknya, tak ada gol dan skor tak
berubah.
Inggris kemudian harus menyudahi laga dengan kekalahan
lebih besar. Dua gol Thomas Muller di babak kedua membuat Der Panzer
memetik kemenangan 4-1.
4. Sulley Muntari, AC Milan vs Juventus
Dibanding tiga pertandingan lainnya, gol siluman yang terjadi di
pertandingan Milan vs Juventus mungkin tidak memiliki tingkat
kegentingan yang sama. Namun fakta bahwa ini merupakan laga antara dua
tim yang disebut-sebut sebagai calon kuat Scudetto, kontroversi tetap
merebak.
Setelah lebih dulu unggul melalui Antonio Nocerino,
Milan sepertinya akan menggandakan keunggulan jadi 2-0. Tandukan Sulley
Muntari sudah melewati garis gawang saat Gianluigi Buffon baru bisa
menghalaunya.
Tayangan ulang mengonfirmasi hal tersebut, karena
bola sudah melayang cukup jauh melewati garis gawang. Namun hakim garis
tak melihatnya sebagai gol.
Di akhir pertandingan Rossoneri harus puas dengan skor 1-1, setelah Alessandro Matri bisa menyamakan kedudukan di menit 84.
Gol-gol 'Siluman' yang Menghantui Sepakbola
0Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
!-end>!-weather>
!-end>!-dial>
0 komentar:
Posting Komentar